klakson mobil bersahutan,
kontras dengan kompleks perhotelan.
namun di persimpangan jalan,
barista kopi begitu santai membuat racikan.
tak pernah ia hiraukan,
saat riuh jalanan
adalah metamorfosis dari umpatan.
kupesan satu cangkir kopi hitam.
aroma pekatnya begitu menghujam
meski di atas meja tak ada senjata tajam.
kuraba saku celana,
satu batang rokok masih tersisa.
akhirnya kusulut juga,
sebab tiap kepulan asapnya,
membuatku enggan berkata-kata.
aku masih duduk terdiam,
meski gelas kopi pesanananku kini tergenggam,
tepat setelah seseorang datang dengan wajah muram.
Komentar
Posting Komentar