Langsung ke konten utama

Fatamorgana

Sumber : Pinterest

Sudah cukup lama,
dua pasang mata,
ingin berbicara,
dalam sebuah bahasa.

Seolah menuai cerita,
bahwa dunia ini fana,
dan tidak ada apa-apa.
Tak banyak kata,
yang diselipi makna.

Pukul satu malam.
Begitulah janji itu terbungkam.
Lampu kamar kian temaram,
Dan ia masih saja terdiam,
Asyik dengan deret kalimat yang terpendam.

Dua pasang mata itu tak kunjung terpejam.
Katanya dunia ini terlalu kejam,
Usai kulihat tubuhnya penuh lebam.

ia tak pernah berhenti,
menciptakan beragam ilusi.
Lalu menuai inspirasi,
tanpa sebuah selebrasi.

Entah apa yang ia cari,
kutemui ia berjalan kesana kemari,
lagi-lagi hanya seorang diri,
di setiap percakapan dini hari.

apakah kita punya luka yang sama?
apakah kita membaca halaman buku yang sama?
apakah kita menghafal lirik lagu yang sama?
apakah kita punya kesamaan tanpa aba-aba?

Dari jauh,
Terlihat jelas raganya masih utuh,
Meski jiwanya tinggal separuh,
Tak ada yang berani menyentuh.
Jenuh dan jauh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memaki Waktu dan Kamu

aku ingin memaki waktu. lalu bertanya mengapa kita harus bertemu? kamu hanya bilang, pasti ada alasan tertentu. aku ingin memaki kamu. yang merenggut terlalu banyak kesabaranku. yang mengambil seenaknya senyumku. yang meminjam terlalu lama waktuku. yang merampas rinduku. aku ingin memaki waktu. saat aku harus bertemu kamu. saat aku harus bersama kamu. aku ingin memaki kamu. seandainya kamu tak rajin menyapaku. seandainya kamu tak tersenyum padaku. seandainya kamu tak merecoki hari-hariku. seandainya kamu tak banyak menyuruhku. seandainya kamu tak menghubungiku saat itu. seandainya kamu tak minta aku menemanimu. seandainya kamu tak perlu menyimak ceritaku. seandainya kamu tak perlu datang kerumahku. seandainya kamu tak pernah membaca tulisanku. seandainya kamu tak banyak menebar pesonamu. seandainya kamu tak mengajakku makan sore itu. seandainya kamu tak ceramah panjang di hadapanku. seandainya kamu tak pergi ke konser musik kesukaanku. sean

Berkisah

kita seringkali berkisah, sekedar berkeluh kesah, saat bau tanah masih basah. aku tak fasih menyanggah, dan kamu enggan mengambil jalan tengah. katamu kita ini terlalu sering tertunduk pasrah. dengan setengah terpaksa dan dipaksa, kita memilih berpisah. titik temu seperti suatu wilayah entah berantah. kita tak cukup tenaga dan waktu untuk membantah. sementara semesta mengizinkan raga sejenak singgah. lalu kita sama-sama resah, saat menyambut sebuah senyum merekah.

Belantara Peristiwa

Sumber gambar : Pinterest Satu kompi pergi menjauh, lalu ku dengar orang - orang mengeluh. Baju - baju sudah penuh dengan peluh, lalu faktanya sudah banyak yang terjatuh, Kisah - kisah menjadi seperti t ak pernah utuh.     Penjual bunga masih gigih di jalanan, entah berapa puluh tangkai yang dirangkai seharian. Pengamen masih asyik dengan nyanyian, namun tak ada sebatang rokok yang dinyalakan. sebab tiga uang koin ga sanggup buat jajan. Lagi - lagi ia mampir makan di angkringan. Para kuli kalap dengan hidangan. Sementara di pojok taman, Dua orang asyik berkencan, Sesekali mesra bergandengan. Tak jarang menuai pertikaian, Sebab tak ada kabar yang tersampaikan. Siapa lagi yang me ngh arapkan pe rtemuan?   Lanta s siapa lagi yang bisa saling disalahkan? Begitu enggan, dan dengan sungka n, Seorang bap ak merapal jumlah kecelakaan,   yang menyisakan darah - darah bececeran, t api tak kunjung jua menuntas perasaan.   Dengan