Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Surat Yang Tak Pernah Sampai

(Dikutip dari Filosofi Kopi, Dee Lestari dengan beberapa penggubahan) Suratmu itu tak akan pernah terkirim, karena sebenarnya itu hanya keinginan berilusi untuk berbicara pada dirimu sendiri.  Kamu hanya ingin berdiskusi dengan angin, dengan wangi sebelas tangkai sedap malam yang kamu beli dari tukang bunga berwajah memelas, dengan nyamuk-nyamuk yang mencari makan, dengan malam, atau bahkan dengan detik jam yang seakan tak ingin menggeser rotasinya. Semuanya tentang dia. Dia, yang tidak pernah kamu mengerti.  Dia, racun yang membunuhmu perlahan. Dia, yang kamu reka dan kamu cipta. Sebelah darimu menginginkan agar dia datang,  membencimu hingga muak dan membuatnya mendekati gila,  menertawakan segala kebodohannya,  kekhilafannya untuk sampai jatuh hati padamu,  menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kali kalian berjumpa.  Akan kamu kirimkan lagi tiket bioskop, bon restoran, semua tulisannya- dari mulai nota sebaris sampai doa berbait-bait. Dan beceklah