Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Waktu

akan ada pesan, kepada perpisahan. akan ada sedikit bingkisan, kepada pertemuan. hingga kemudian, akan ada hidangan kesukaan, di atas meja perjamuan. sampai ada yang pergi -- berpamitan. musim tiba - tiba berlalu, debu musim kemarau mulai tersapu, sebab hujan mulai menderu, dan udara dingin terasa beku. setiap raga diburu waktu. tidak ada yang sempat menunggu, apalagi duduk terpaku, dan kereta api mulai melaju, meninggalkan hari lalu.

Berpulang.

Ada raga yang tidak ingin tumbang, meski suaranya kini terdengar sumbang, dari kejauhan sepintas terlihat seseorang, dengan tangan terbentang. Genap sewindu, katamu. di sore hari yang semu, di beranda rumah yang berdebu, kau sebut itu rindu. apakah hari ini kau akan pulang? pertanyaan itu selalu terulang. entah berapa ratus alasan yang berhasil kau karang. agar sang penanya menjadi tenang. Beratus kilometer terbentang, foto berfigura itu kini mulai usang.  banyak kejadian yang tanggal, sebab ucapan selamat tinggal.  akankah sebab dari kerinduan, dari kata - kata yang berhasil terkumpulkan, dari rupa - rupa kehilangan, atas balasan penantian, berhasil membuat pertemuan? Maka di sudut beranda rumahmu. Ibu akan mencatat jam keberangkatanmu. siap melambaikan tangan paling dahulu. saat sosokmu terlihat di ambang pintu. Ibu akan mempersiapkan pakaian baru. siap mendekapmu dengan sebongkah haru. Sebab waktu tak perlu lagi

Nyala

  Ada yang membawa nyala, lewat dua bola mata, yang asik bercerita,  menjadi makna di setiap kata. Ada yang menjadi nyala, tanpa menimbulkan bara setelah lama mengembara ditemani lentera. Ia adalah nyala, dari bilik jendela, menawarkan segurat cahaya  mencipta banyak tanya dari para pemuja yang bergelayut penuh manja. Kepada setiap jiwa yang mengentas d uka yang tumbang sebab luka hingga berlumur murka T etaplah menyala, meski hadir beribu cela. me ski tak butuh seorang pembela. Tetaplah menyala, d alam setiap a ksara dalam segala suara tanpa peduli adanya sengsara. Sebab menjadi nyala mampu memperdaya setiap insan manusia akan selalu ada kecewa di balik bahagia.