Ada raga yang tidak ingin tumbang,
meski suaranya kini terdengar sumbang,
dari kejauhan sepintas terlihat seseorang,
dengan tangan terbentang.
Genap sewindu, katamu.
di sore hari yang semu,
di beranda rumah yang berdebu,
kau sebut itu rindu.
apakah hari ini kau akan pulang?
pertanyaan itu selalu terulang.
entah berapa ratus alasan yang berhasil kau karang.
agar sang penanya menjadi tenang.
Beratus kilometer terbentang,
foto berfigura itu kini mulai usang.
banyak kejadian yang tanggal,
sebab ucapan selamat tinggal.
akankah sebab dari kerinduan,
dari kata - kata yang berhasil terkumpulkan,
dari rupa - rupa kehilangan,
atas balasan penantian,
berhasil membuat pertemuan?
Maka di sudut beranda rumahmu.
Ibu akan mencatat jam keberangkatanmu.
siap melambaikan tangan paling dahulu.
saat sosokmu terlihat di ambang pintu.
Ibu akan mempersiapkan pakaian baru.
siap mendekapmu dengan sebongkah haru.
Sebab waktu tak perlu lagi ditunggu.
Komentar
Posting Komentar