Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Belantara Peristiwa

Sumber gambar : Pinterest Satu kompi pergi menjauh, lalu ku dengar orang - orang mengeluh. Baju - baju sudah penuh dengan peluh, lalu faktanya sudah banyak yang terjatuh, Kisah - kisah menjadi seperti t ak pernah utuh.     Penjual bunga masih gigih di jalanan, entah berapa puluh tangkai yang dirangkai seharian. Pengamen masih asyik dengan nyanyian, namun tak ada sebatang rokok yang dinyalakan. sebab tiga uang koin ga sanggup buat jajan. Lagi - lagi ia mampir makan di angkringan. Para kuli kalap dengan hidangan. Sementara di pojok taman, Dua orang asyik berkencan, Sesekali mesra bergandengan. Tak jarang menuai pertikaian, Sebab tak ada kabar yang tersampaikan. Siapa lagi yang me ngh arapkan pe rtemuan?   Lanta s siapa lagi yang bisa saling disalahkan? Begitu enggan, dan dengan sungka n, Seorang bap ak merapal jumlah kecelakaan,   yang menyisakan darah - darah bececeran, t api tak kunjung jua menuntas perasaan.   Dengan

Hati-hati.

Sumber Gambar : Pinterest dari atas puncak bukit yang tinggi , kubekap raga sendiri, be gitu dingin udara pagi, dan belum juga muncul gurat sinar mentari.  dari kejauhan terlihat begitu rapi, sekian hektar hamparan padi. ditengahnya ada gubug reyot yang mini. terlihat terasing dan begitu sepi, siapa yang sudi? untuk jadi seorang penghuni. ah, kamu juga tidak peduli. dari jangkauan ilusi, kuhitung bintang jatuh berkali-kali, hingga genap sudah metode hitungan jemari. Kamu begitu percaya diri. berikrar kita ini akan abadi. tetapi kamu tak kunjung kemari, dengan ribuan rasi yang kamu lewati. Sedikit terpaksa, ku  titip salam pada ibu pertiwi, selepas kutemu kan raganya menjauh, pergi. membawa hati, tapi tidak kembali.

Sore

Senja tak kunjung beranjak, dan perjumpaan adalah kumpulan sajak. Mengakumulasikan deretan kata bijak, agar setiap langkah kaki itu tidak terjebak. dengan sedikit lihai, waktu begitu rapi merajut memori. dengan sedikit berlari, cepat-cepat ia kemasi, agar bisa dilihatnya kembali, tanpa harus menahan seseorang pergi. Sore itu tidak seperti biasanya, seseorang datang - tanpa diminta. Di atas meja tidak ada hidangan istimewa, tetapi gelak tawa tidak pernah absen, diantaranya. Ia ingin lebih banyak bicara, dengan kata yang sudah dirangkai lama. Menceritakan sekian rahasia, dari sekian insan manusia, lalu menyublim ke udara. Sesaat jiwanya menetap disana,  tapi entah raganya kelayapan dimana. Bukankah dunia ini fana? Tidak akan ada yang melihat, apalagi hanya untuk sekedar mengingat.