Mentari mengindik malu, menghempas penatnya di peraduan manis bernama cakrawala. Sang Gadis kembali mencari inspirasi namun tak ingin berfantasi. Senja bersenandung teduh, hati berlapis baja mulai luluh, menepis rapuh, seakan takut kembali terjatuh. Apakah mimpi ini terlalu tinggi? Apakah angan ini terlalu jauh? Apakah harapan ini terlalu berlebihan? Apakah khayalan ini terlalu fatamorgana? Atau Apakah disini lupa bagaimana mencatat impian? Apakah disini lupa bagaimana membuat angan? Apakah disini lupa bagaimana cara harapan bekerja? Apakah disini lupa bagaimana fatamorgana identik dengan khayalan? Terlalu banyak keluhan! Lantas, apa tak ada yang berjuang? Mengubah keluhan menjadi senandung? Bukankah begitu cara hidup bekerja?
deretan kata yang tidak diucapkan