Langsung ke konten utama

Tentang Tahta

Lukisan : Rika Rahmawati dalam Delayota Art #9, Towards Prosperity

ketika ada yang berbicara tentang tahta,
maka nyawa adalah tanda tanya.
entah siapa yang menjadi penguasa,
akankah setiap suara yang ada,
dapat menjadi tokoh utama?
 
di balik layar kepercayaan,
desis pembicaraan menjadi pertimbangan.
kepada setiap putusan,
yang berujung kepada keuntungan,
yang digadang sebagai tujuan.

ada yang berlomba bersandiwara,
menjabarkan diri sebagai juara.
menyangkal adanya beda,
agar semua terlihat sama.
 
maka di sudut ruangan,
akan ada setumpuk catatan,
cerita mengenai sebuah jabatan,
meski tidak ada keabadian dalam kekuasaan.

kepada setiap insan,
yang berikhtiar kepada kebaikan,
entah apa yang dipersiapkan,
apakah itu gebrakan perubahan,
atau sekedar sebuah keberlanjutan,
semoga semesta akan selalu memberikan jalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebentar

Aku bilang tunggu sebentar. Kita sedang tak saling mengejar. Kita juga tak sedang asik berkelakar. Katamu kau tak suka sesumbar. Begitu urusanmu dan minuman di bar. Atau tentang mengapa matamu selalu berbinar. Kau juga tak suka hingar bingar. Tak peduli dengan berita yang tersebar. Atau karena pasangan yang baru saja bubar. Lalu aku sibuk merapal ikrar, di tengah pulau dan terdampar. Cinta ini kau bilang harus dibayar. Dengan setengah mendesak dan tak sabar. Aku bilang tunggu sebentar. Kamu dan fantasimu yang liar. Namun jauh dari caraku bernalar. Begitu pula pandanganku membuyar.

Liburan.

sumber gambar : raya pos siapa pembenci liburan? semua sarana diwarnai kepadatan. orang - orang membentuk kerumunan, di stasiun, terminal, bandara, pelabuhan, disibukkan jam keberangkatan dan kedatangan.  dan ruas jalan tidak pernah lepas dari bumbu kemacetan. hanya pada saat liburan. akan ada kelipatan setiap antrean. beramai - ramai membuat keributan. semua orang berduyun - duyun mencari hiburan. saat berhasil rebutan, dengan souvenir kesukaan. akan menjadi sesuatu yang membanggakan. kau akan terus bersenggolan, dengan orang asing yang berpapasan. lalu kau akan dengar teriakan, tukang becak yang tidak diberi jalan, dan pedagang yang sedang berjualan. kaum lanjut usia mulai kelelahan, berjalan menuju parkir kendaraan. anak kecil meronta tentang mainan, yang dijual pedagang pinggir jalan. tidak akan yang mempermasalahkan, tentang jumlah rupiah yang dikeluarkan. begitulah liburan. yang digadang melepas kepenatan. j...

Satu Purnama

Resource : Pinterest on fivehundredpx Pada satu purnama, kehadiran tanpa papan nama. Identitas seperti sebuah lencana, apa yang tertuang di dalamnya adalah rencana. Pada satu purnama, hujan berdialog tanpa irama, dan tidak ada yang saling bertegur sapa. Orang - orang mulai menulis sajak yang sama, dengan cara yang berbeda, berharap prasangka mereka terbaca. Namun, tidak semuanya bersuara, ada yang asik menyimpan rahasia. Tidak bisa berhenti ber-sinestesia, mengandalkan sistem panca indera, lalu rikuh angin barat laut memecah suasana. Siapa sangka, waktu memberi kesempatan, pada setiap keterasingan, menciptakan seutas senyuman. Dengan sebuah uluran tangan, sebagai awal pertemuan, yang menjadi dasar ingatan. Atau sekedar mengisi kesendirian, dan terjatuh pada titik perpisahan. Sesingkat itukah kehidupan yang selama ini dibanggakan?