Langsung ke konten utama

Postingan

Sebentar

Aku bilang tunggu sebentar. Kita sedang tak saling mengejar. Kita juga tak sedang asik berkelakar. Katamu kau tak suka sesumbar. Begitu urusanmu dan minuman di bar. Atau tentang mengapa matamu selalu berbinar. Kau juga tak suka hingar bingar. Tak peduli dengan berita yang tersebar. Atau karena pasangan yang baru saja bubar. Lalu aku sibuk merapal ikrar, di tengah pulau dan terdampar. Cinta ini kau bilang harus dibayar. Dengan setengah mendesak dan tak sabar. Aku bilang tunggu sebentar. Kamu dan fantasimu yang liar. Namun jauh dari caraku bernalar. Begitu pula pandanganku membuyar.
Postingan terbaru

Cerita

ada beberapa peristiwa, yang terjadi setiap harinya. lalu aku akan mulai bercerita, tentang rasa yang dulu pernah ada, tentang mimpi yang mendekati gila, tentang orang yang baru saja tiada, tentang kisah yang tak masuk logika, tentang ricuhnya menjadi kepala dua, tentang yang sedang terjadi di dunia, tentang beberapa berita di layar kaca, tentang kedai kopi yang baru saja buka, tentang hal yang berkeliaran di kepala, tentang berbagai momen di sosial media, tentang drama yang dibuat pasangan muda, tentang berbagai hal yang tak baik-baik saja. tidak ada definisi dimana batasnya. mungkin aku justru akan membagi luka, dan terbelahlah menjadi dua sama rata. tapi setidaknya aku selalu merasa lega. waktu berjalan tak seperti biasa, ia sedikit meregang durasi nyawa, agar kita bisa punya banyak makna. begitulah, senantiasa. bukan perkara jatuh cinta. bukan perkara suka dan duka, bukan perkara tawa juga luka, bukan juga tentang tanda tanya, bukan juga bag

Dimana?

langit sore tampak gelap berduka, sudah bukan lagi jadi suatu rahasia, Sang Empu Cerita dan segala yang alpa. dalam satu malam saja seseorang berhasil menyelinap dalam cerita. menembus sekat-sekat yang telah dibangun lama. tak ada yang berhak bertanya, kemana perginya sang tokoh utama. hingga tak ada yang tau sosoknya seperti apa. namun semua orang tertunduk percaya, bahwa mungkin sudah terlalu banyak drama, hingga menggunung seperti dongeng tak sempurna. udara malam nyaris membuat beku. Sang Empu Cerita raganya kaku, lambat  laun bibirnya mulai membiru, lalu membekap tubuhnya yang duduk di bangku. sangat keras kepala ia terus menunggu, melawan rindu yang menggebu - gebu. mempertaruhkan janji untuk bertemu. hingga sadar,  bahwa itu tabu.

Candu

Source : Pinterest siapa yang jadi candu di sela malam menuju minggu, ditemani seduhan kopi kesukaanmu, lirik lagu sendu yang semakin syahdu, saat kamu nyanyikan bersama idolamu, atau karena ada seseorang berdiri di sebelahmu. aku atau kamu tidak ada yang pernah tau. kata - kata yang terbesit di benakku, adalah caraku mengabadikan bayangmu. meski potrait foto nuansa abu-abu, hasil tangkapan dari lensa kameramu. juga tercipta tanpa malu-malu dan ragu. pelan pelan ku simpan senyummu, di dalam tas selempang buluk favoritku, kuambil dari persimpangan dan redupnya lampu. lalu ku tulis satu bait kalimat dalam buku harianku. setidaknya nanti ada yang bisa menjelaskan untukmu : waktu. pukul satu pagi, seseorang yang datang tanpa permisi, tanpa ucapan selamat tinggal baru saja pergi, meski hanya bayang-bayang yang mengisi, tak ada yang berhak mengungkitnya kembali. meski ufuk timur menyeruak dengan aroma pagi yang dibalas dengan pahitnya hidu

Keinginan

ini adalah puisi kesekian. yang aku tulis di bawah rintik hujan. meringkuk dalam selimut membuatku kelewat nyaman. dari dalam kamar aku menulis, namun hujan tak mau menggubris. lalu saat malam semakin dingin, aku berbisik pelan tentang hal-hal yang aku ingin. aku ingin menikmati lebih banyak sunrise. yang dimakan kabut pagi lalu menghilang tanpa jejak. aku ingin cari gelato saat Jogja sedang dingin, tak peduli apakah tokonya mau tutup jam 10 malam. aku ingin menonton konser musisi indie, lalu menyanyi sekeras mungkin hingga suaraku habis. aku ingin ditemani makan malam saat aku benar benar lelah, tak peduli dengan nasi goreng yang dijual di samping kuburan. aku ingin semua yang berbau greentea, pas aku lagi ga punya alasan kenapa aku harus bangun besok pagi. aku ingin mcflurry oreo yang drive thru aja, biar beli es krim ada effortnya ga cuma di warung depan rumah. aku pengen beli junk food di tengah malem, ga peduli besoknya aku gendutan yang penting enak! aku

Memaki Waktu dan Kamu

aku ingin memaki waktu. lalu bertanya mengapa kita harus bertemu? kamu hanya bilang, pasti ada alasan tertentu. aku ingin memaki kamu. yang merenggut terlalu banyak kesabaranku. yang mengambil seenaknya senyumku. yang meminjam terlalu lama waktuku. yang merampas rinduku. aku ingin memaki waktu. saat aku harus bertemu kamu. saat aku harus bersama kamu. aku ingin memaki kamu. seandainya kamu tak rajin menyapaku. seandainya kamu tak tersenyum padaku. seandainya kamu tak merecoki hari-hariku. seandainya kamu tak banyak menyuruhku. seandainya kamu tak menghubungiku saat itu. seandainya kamu tak minta aku menemanimu. seandainya kamu tak perlu menyimak ceritaku. seandainya kamu tak perlu datang kerumahku. seandainya kamu tak pernah membaca tulisanku. seandainya kamu tak banyak menebar pesonamu. seandainya kamu tak mengajakku makan sore itu. seandainya kamu tak ceramah panjang di hadapanku. seandainya kamu tak pergi ke konser musik kesukaanku. sean

Berkisah

kita seringkali berkisah, sekedar berkeluh kesah, saat bau tanah masih basah. aku tak fasih menyanggah, dan kamu enggan mengambil jalan tengah. katamu kita ini terlalu sering tertunduk pasrah. dengan setengah terpaksa dan dipaksa, kita memilih berpisah. titik temu seperti suatu wilayah entah berantah. kita tak cukup tenaga dan waktu untuk membantah. sementara semesta mengizinkan raga sejenak singgah. lalu kita sama-sama resah, saat menyambut sebuah senyum merekah.